Minggu, 21 Agustus 2011

ARTI SAHABAT


belajar dari sapu lidi, bila terdapat satu sapu lidi maka akan sulit untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan, tpi bila... ada banyak sapu lidi kemudian digabungkan, maka pekerjaan sebesar apapun.. akan mudah untuk di kerjakan...... itulah kebersamaan


"untuk apa pada setiap jari jemari ada celah kosong..?? Allah tidak menciptakan celah kosong itu kecuali Allah menghadirkan seseorang untuk mengisi kekosongan itu... yaaa... kekosongan itu di isi oleh jari sahabat kita supaya semakin kuat genggaman kita, semakin kokoh diri kita serta semakin berani kita menghadapi tantangan"..........



dengan kebersamaan akan ada kekuatan, semangat, motivasi, serta nasehat-nasehat yang membuat kita lebih sabar, lebih kuat serta lebih berani dalam mengarungio samudera kehidupan ini.. sahabat menanamkan spirit dalam diri kita untuk tetap fokus dan yakin dengan apa yang kita impikan dan kita dambakan..






sambut masa depan dengan semangat keyakinan dan azam yang kuat,, libatkan Allah dalam setiap langkah>> dalam setiap usaha.. karena tanpaNya kita bukan apa-apa. jangan merasa sendiri karena di depan, belakang dan kanan kiri kita ada sahabat yang selalu tetap setia memotivasi diri untuk tetap maju berjuang....



Sabtu, 16 Juli 2011

REMAJA ISLAM, REMAJA DAKWAH

Dakwah? Hmm.. kok kayaknya berat banget kedengarannya ya? Lho, emangnya kenapa? Sebagian teman remaja biasanya denger atau ngucapin kata dakwah terasa sangat berat. Telinga pekak en lidah kelu dan yang terbayang di benaknya pasti urusannya dengan jenggot, kopiah, baju koko, sarung, dan jilbab. Well. Nggak salah-salah amat sih. Cuma nggak lengkap penilaiannya.
Lagian juga terkesan adanya pemisahan antara dakwah dan kehidupan umum, gitu lho. Kesannya kalo dakwah adalah bagiannya mereka yang ada di kalangan pesantren atau anak-anak ngaji aja. Anak-anak nongkrong sih nggak tepat kalo berurusan dengan dakwah. Dakwah kesannya jadi tugas mereka yang hobinya dengerin lagu-lagu nasyid macam Demi Masa-nya Raihan. Bukan tugas anak-anak yang hobinya dengerin lagu-lagu pop macam Terima Kasih Cinta-nya Afgan. Halah, itu salah banget, Bro. Nggak gitu deh seharusnya. Sumpah.
Gini nih, sebenarnya urusan dakwah atau tugas dakwah jadi tanggung jawab bersama seluruh kaum muslimin. Cuma, karena tugas dakwah ini cukup berat dan nggak semua orang bisa tahan menunaikannya, jadinya dakwah secara tidak langsung diserahkan kepada mereka yang ngerti aja. Anggapan seperti ini insya Allah nggak salah. Cuma, kalo dengan alasan seperti ini lalu kaum muslimin yang belum ngerti atau masih awam tentang Islam jadi bebas untuk nggak berdakwah, atau nggak mau terjun dalam dakwah, itu tentu salah, Bro. Why? Karena tetap aja punya kewajiban untuk belajar. Tetap punya kewajiban mencari ilmu. Jadi, nggak bisa bebas juga kan? Malah kalo nekat nggak mau belajar dan nggak mencari ilmu, hal itu dinilai berdosa, man! Bener.
Baginda kita, Rasulullah Muhammad saw. bahkan menyatakan bahwa aktivitas belajar dan mencari ilmu adalah kewajiban bagi seluruh kaum muslimin dari buaian ibu hingga ke liang lahat. Kalo mencari ilmu itu adalah wajib, berarti bagi yang nggak mencari ilmu selama hidupnya, jelas berdosa dong. Allah Swt. bahkan menjamin orang-orang yang beriman dan berilmu akan diberikan derajat lebih tinggi dibanding orang yang nggak berilmu (apalagi nggak beriman). Firman Allah Swt.:
“…Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS al-Muj?dalah [58]: 11)
Bro, emang bener banget. Urusan dakwah ini sangat erat hubungannya dengan tingkat keilmuan. Dakwah itu jelas membutuhkan ilmu. Jadi, betul kalo dikatakan bahwa tugas berdakwah hanya diberikan kepada mereka yang udah menguasai ilmu agama. Tapi, buat kita yang belum menguasai ilmu agama secara mantap bukan berarti nggak ada kewajiban dakwah. Sebab, rasa-rasanya untuk ukuran sekarang nih, nggak mungkin banget ada kaum muslimin yang nggak ngerti sama sekali tentang Islam. Pasti deh, satu keterangan atau dua keterangan dalam ajaran agama Islam sudah pernah didengarnya dan menjadi pengetahuannya. So, sebenarnya tetap punya kewajiban nyampein dakwah meskipun cuma sedikit yang diketahui. Kalo pengen lebih banyak tahu tentang Islam, ya tentu saja kudu belajar lagi dan mencari ilmu lagi. Sederhana banget kan solusinya? Insya Allah kamu pasti bisa ngejalaninya, asal kamu mau. Yakin deh.
Mengapa dakwah itu wajib?
Jawabnya gini, sebab Islam adalah agama dakwah. Salah satu inti dari ajaran Islam memang perintah kepada umatnya untuk berdakwah, yakni mengajak manusia kepada jalan Allah (tauhid) dengan hikmah (hujjah atau argumen). Kepedulian terhadap dakwah jugalah yang menjadi trademark seorang mukmin. Artinya, orang mukmin yang cuek-bebek sama dakwah berarti bukan mukmin sejati. Bener, lho. Apa iya kamu tega kalo ada teman kamu yang berbuat maksiat kamu diemin aja? Nggak mungkin banget kan kalo ada temen yang sedang berada di bibir jurang dan hampir jatuh, nggak kamu tolongin. Iya nggak sih?
Boys and gals, bahkan Allah memuji aktivitas dakwah ini sebagai aktivitas yang mulia, lho. FirmanNya:
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim” (QS Fushshilat [41]: 33)
Dalam ayat lain Allah memerintahkan kepada kaum muslimin untuk berdakwah. Seperti dalam firmanNya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS an-Nahl [16]: 125)
Menyeru kepada yang ma’ruf (kebaikan) dan mencegah dari perbuatan munkar merupakan identitas seorang muslim. Itu sebabnya, Islam begitu dinamis. Buktinya, mampu mencapai hingga sepertiga dunia. Itu artinya, hampir seluruh penghuni daratan di dunia ini pernah hidup bersama Islam. Kamu tahu, ketika kita belajar ilmu bumi, disebutkan bahwa dunia ini terdiri dari sepertiga daratan dan dua pertiga lautan. Wah, hebat juga ya para pendahulu kita? Betul, sebab mereka memiliki semangat yang tinggi untuk menegakkan kalimat “tauhid” di bumi ini. Sesuai dengan seruan Allah (yang artinya): “Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah.” (QS al-Baqarah [2]: 193)
Kini, di jaman yang udah jauh berubah ketimbang di “jaman onta”, arus informasi makin sulit dikontrol. Internet misalnya, telah mampu memberikan nuansa budaya baru. Kecepatan informasi yang disampaikannya ibarat pisau bermata dua. Bisa menguntungkan sekaligus merugikan. Celakanya, ternyata kita kudu ngurut dada lama-lama, bahwa kenyataan yang harus kita hadapi dan rasakan adalah lunturnya nilai-nilai ajaran Islam di kalangan kaum muslimin. Tentu ini akibat informasi rusak yang telah meracuni pikiran dan perasaan kita. Utamanya remaja muslim. Kita bisa saksikan dengan mata kepala sendiri, bahwa banyak teman remaja yang tergoda dengan beragam rayuan maut peradaban Barat seperti seks bebas, narkoba, dan beragam kriminalitas. Walhasil, amburadul deh!
Itu sebabnya, sekarang pun dakwah menjadi sarana sekaligus senjata untuk membendung arus budaya rusak yang akan menggerus kepribadian Islam kita. Kita lawan propaganda mereka dengan proganda kembali. Perang pemikiran dan perang kebudayaan ini hanya bisa dilawan dengan pemikiran dan budaya Islam. Yup, kita memang selalu “ditakdirkan” untuk melawan kebatilan dan kejahatan.
Sobat muda muslim, Islam membutuhkan tenaga, harta, dan bahkan nyawa kita untuk menegakkan agama Allah ini. Dengan aktivitas dakwah yang kita lakukan, maka kerusakan yang tengah berlangsung ini masih mungkin untuk dihentikan, bahkan kita mampu untuk membangun kembali kemuliaan ajaran Islam dan mengokohkannya. Tentu, semua ini bergantung kepada partisipasi kita dalam dakwah ini.
Coba, apa kamu nggak risih dengan maraknya pergaulan bebas di kalangan remaja? Apa kamu nggak merasa was-was dengan tingkat kriminalitas pelajar yang makin tinggi? Apa kamu nggak kesel ngeliat tingkah remaja yang hidupnya nggak dilandasi dengan ajaran Islam? Seharusnya masalah-masalah model beginilah yang menjadi perhatian kita siang dan malam. Beban yang seharusnya bisa mengambil jatah porsi makan kita, beban yang seharusnya menggerogoti waktu istirahat kita, dan beban yang senantiasa membuat pikiran dan perasaan kita nggak tenang kalo belum berbuat untuk menyadarkan kaum muslimin yang lalai.
Untuk ke arah sana, tentu membutuhkan kerjasama yang solid di antara kita. Sebab, kita menyadari bahwa kita bukanlah manusia super yang bisa melakukan aksi menumpas kejahatan hanya dengan seorang diri. Kalo kita ingin cepat membereskan berbagai persoalan tentu butuh kerjasama yang apik, solid dan fokus pada masalah. Pemikiran dan perasaan di antara kita kudu disatukan dengan ikatan akidah Islam yang lurus dan benar. Kita harus satu persepsi, bahwa Islam harus tegak di muka bumi ini. Kita harus memiliki cita-cita, bahwa Islam harus menjadi nomor satu di dunia untuk mengalahkan segala bentuk kekufuran. Itulah di antaranya kenapa kita wajib berdakwah, Bro. Semoga kamu paham.
Dakwah itu tanda cinta
Bro en Sis, seharusnya kita menyambut baik orang-orang yang mau meluangkan waktu dan mengorbankan tenaganya untuk dakwah menyampaikan kebenaran Islam. Sebab, melalui merekalah kita jadi banyak tahu tentang Islam. Kita secara tidak langsung diselamatkan oleh seruan mereka yang awalnya kita rasakan sebagai bentuk ?kecerewetan’ mereka yang berani ngatur-ngatur urusan orang lain. Padahal, justru itu tanda cinta dari sesama kaum muslimin yang nggak ingin melihat saudaranya menderita gara-gara nggak kenal Islam dan nggak taat sama syariatnya.
Rasulullah saw. bersabda: “Perumpamaan keadaan suatu kaum atau masyarakat yang menjaga batasan hukum-hukum Allah (mencegah kemungkaran) adalah ibarat satu rombongan yang naik sebuah kapal. Lalu mereka membagi tempat duduknya masing-masing, ada yang di bagian atas dan sebagian di bagian bawah. Dan bila ada orang yang di bagian bawah akan mengambil air, maka ia harus melewati orang yang duduk di bagian atasnya. Sehingga orang yang di bawah tadi berkata: “Seandainya aku melubangi tempat duduk milikku sendiri (untuk mendapatkan air), tentu aku tidak mengganggu orang lain di atas.” Bila mereka (para penumpang lain) membiarkannya, tentu mereka semua akan binasa.” (HR Bukhari)
Sobat, dakwah adalah darah dan napas kehidupan Islam. Itu sebabnya, kita yang masih remaja pun dituntut untuk mampu tampil sebagai pengemban dakwah yang handal. Kita khawatir banget, seandainya di dunia ini nggak ada orang-orang yang menyerukan dakwah Islam, bagaimana masa depan kehidupan umat manusia nanti? Jangan sampe Islam dan umat ini hanya tinggal “kenangan”. Yuk, kita kaji Islam biar mantap dan semangat mendakwahkannya. [osolihin: sholihin@gmx.net]

Sabtu, 04 Juni 2011

BACK TO TAQWA

Ada sebuah ungkapan yang di sampaikan oleh seorang ulama bahwa di akhir jaman ini akan banyak sekali fitnah dan cobaan.Fitnah dan cobaan ini datang silih berganti. Ratusan, ribuan bahkan sampai tidak terhitung Bak buih di lautan.
Dan memang belakangan Fitnah dan cobaan itupun nampak di depan mata kita. Mungkin di fikiran kita semua Cobaan itu hanya bersifat Materi Atau kerusakan Alam dan lainnya. Namun jauh dari itu ada bencana atau cobaan yang paling berbahaya Yakni bencana moral dan krisis akhlak.
sebagai contoh Kita menyaksikan Berbagai tayangan berit adi TV yang menggambarkan bagaimana gersangnya manusia dari akhlak Mulai dari kasus pembunuhan, percurian, hingga kasus pemerkosaan. tak heran bila Allah Menurunkan berbagai peringatan Bahkan Azab yang begitu Maha Dahsyat kepada Manusia. Di sebabkan ole kedurhakaan manusia itu sendiri.
saya yakini bahwa memang ada yang hilang dari manusia ini. Yakni, keimanan dan ketaqwaan. Sebab Kalau itu tetap ada dalam diri manusia maka Allah memjanjika keberkaha bagi seluruh penduduk bumi dari setiap apa yang di Rizkikan kepadanya.
Saya kutip beberapa Catatan sejarah dari orang-orang yang membangkang, seperti golongan kaumnabi nuh as, kaum Ad', kaum tsamud dan yang paling pembangkang adalah kaum bani israil. Allah menimpakan kepada mereka Azab serta kehinaan yang luarbiasa pedihnya.
Untuk itu, Yuk kita kembali kepada fitrah kita sebagai manusia, kepada Alasan kita di ciptakan Yakni Untuk beribadah Dan mencapai derajat taqwa sehingga kita selamat di dunia dan berjaya di akhirat.

Senin, 30 Mei 2011

PILIH PACARAN ATAU TAA'RUF?



Jaman sekarang gampang banget ketemu sama orang yang lagi pacaran. Di jalan, mal, kampus, di mana-mana. Apalagi sekarang kan ada acara TV yang nyomblang-in orang sampai ke pengeksposean pernyataan cinta segala.

Sebetulnya apa sih pacaran itu? Biasanya kalau ada cowok dan cewek saling suka, salah satunya nyatain dan yang lainnya terima, itu berarti udah pacaran. Buat sebagian orang pacaran itu isinya jalan berdua, makan, nonton, curhat-curhatan. Pokoknya just for fun lah! Ada juga orang-orang tujuannya untuk lebih mengenal sebelum pernikahan.

Sebagai umat Islam kita perlu lho mengkritisi apakah “praktek pacaran” yang banyak dilakukan orang ini sesuai atau tidak dengan aturan-aturan dalam Islam.

Pertama, orang kalo lagi pacaran maunya berdua terus. Ah yang bener, iya apa iya. Beberapa hari enggak ditelpon udah resah, seharian enggak di sms udah kangen. Begitu ketemu pengen memandang wajahnya terus, wah pokoknya dunia serasa berbunga-bunga. Apalagi kalau pakai acara mojok berdua, di tempat sepi mesra-mesraan. Waduh, hati-hati deh, soalnya Rasulullah SAW bersabda, “Tiada bersepi-sepian seorang lelaki dan perempuan, melainkan syetan merupakan orang ketiga diantara mereka”.

Kedua, kalau lagi pacaran rasanya seperti dimabuk cinta. Lupa yang lainnya. Dunia serasa milik berdua yang lainnya ngontrak. Hati-hati juga nih, nanti kita bisa lupa sama tujuan Allah menciptakan kita (manusia). FirmanNya, “Dan tidak Kuciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepadaKu” (QS 51:56)

Ketiga, bukan rahasia lagi kalau di jaman serba permisif ini seks udah jadi bumbu penyedap dalam pacaran (Majalah Hai edisi 4-10 Maret 2002). Majalah Kosmopolitan juga mengadakan riset di lima universitas terbesar di Jakarta, dan ternyata dari yang mengaku pernah melakukan aktivitas seksual, sebanyak 67,1% pertama kali melakukan dengan pacarnya.
Memang banyak orang pacaran awalnya enggak menjurus ke sana. Tapi gara-gara sering berdua, ada kesempatan, dan diem-diem syetan udah ngerubung, yah terjadilah. Pertama pegang tangan, terus rangkul pundak, terus cium pipi, terus…..terus…..wah bisa kebablasan deh. Jangan salah lho, agama kita melindungi kita dengan melarang melakukan perbuatan-perbuatan itu. FirmanNya, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu pekerjaan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS 15:32) Ternyata Al Quran udah melakukan tindakan preventif dengan melarang mendekatinya, bukan melarang melakukannya. Rasulullah SAW juga bersabda, “Seandainya kamu ditusuk dengan jarum besi, maka itu lebih baik bagimu daripada menyentuh perempuan yang tidak halal bagimu.” Jadi pegang-pegangan tangan juga mesti dihindari tuh.

Keempat, ternyata pacaran bukan jaminan akan berlanjut ke jenjang perkawinan. Banyak orang di sekitar kita yang sudah bertahun-tahun pacaran ternyata kandas di tengah jalan. Pacaran pun tidak menjadikan kita tahu segalanya tentang si dia. Banyak yang sikapnya berubah setelah menikah.


Kalaulah kini kita tahu praktek pacaran nggak menjadi suatu jaminan bahkan banyak melanggar aturan Allah dan tidak mendapat ridhoNya, masihkah kita yang mengaku hambaNya, yang menginginkan surgaNya, yang takut akan nerakaNya, masih melakukannya?

Tapi kalau bukan dengan pacaran, gimana caranya ketemu jodoh? Jaman sekarang kan kita enggak bisa gampang percaya sama orang, jadi perlu ada penjajagan. Islam punya solusi yang mantap dan OK dalam memilih jodoh. Istilahnya ngetop dengan nama Ta’aruf, artinya perkenalan.

Pertama, ta'aruf itu sebenarnya hanya untuk penjajagan sebelum menikah. Jadi kalau salah satu atau keduanya nggak merasa sreg bisa menyudahi ta'arufnya. Ini lebih baik daripada orang yang pacaran lalu putus. Biasanya orang yang pacaran hatinya sudah bertaut sehingga kalau tidak cocok sulit putus dan terasa menyakitkan. Tapi ta'aruf, yang Insya Allah niatnya untuk menikah Lillahi Ta'ala, kalau tidak cocok bertawakal saja, mungkin memang bukan jodoh. Tidak ada pihak yang dirugikan maupun merugikan.
Kedua, ta'aruf itu lebih fair. Masa penjajakan diisi dengan saling tukar informasi mengenai diri masing-masing baik kebaikan maupun keburukannya. Bahkan kalau kita tidurnya sering ngorok, misalnya, sebaiknya diberitahukan kepada calon kita agar tidak menimbukan kekecewaan di kemudian hari. Begitu pula dengan kekurangan-kekurangan lainnya, seperti mengidap penyakit tertentu, enggak bisa masak, atau yang lainnya. Informasi bukan cuma dari si calon langsung, tapi juga dari orang-orang yang mengenalnya (sahabat, guru ngaji, orang tua si calon). Jadi si calon enggak bisa ngaku-ngaku dirinya baik. Ini berbeda dengan orang pacaran yang biasanya semu dan penuh kepura-puraan. Yang perempuan akan dandan habis-habisan dan malu-malu (sampai makan pun jadi sedikit gara-gara takut dibilang rakus). Yang laki-laki biarpun lagi bokek tetap berlagak kaya traktir ini itu (padahal dapet duit dari minjem temen atau hasil ngerengek ke ortu tuh).

Ketiga, dengan ta'aruf kita bisa berusaha mengenal calon dan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Hal ini bisa terjadi karena kedua belah pihak telah siap menikah dan siap membuka diri baik kelebihan maupun
kekurangan. Ini kan penghematan waktu yang besar. Coba bandingkan dengan orang pacaran yang sudah lama pacarannya sering tetap merasa belum bisa mengenal pasangannya. Bukankah sia-sia belaka?

Keempat, melalui ta'aruf kita boleh mengajukan kriteria calon yang kita inginkan. Kalau ada hal-hal yang cocok Alhamdulillah tapi kalau ada yang kurang sreg bisa dipertimbangan dengan memakai hati dan pikiran yang sehat. Keputusan akhir pun tetap berdasarkan dialog dengan Allah melalui sholat istikharah. Berbeda dengan orang yang mabuk cinta dan pacaran. Kadang hal buruk pada pacarnya, misalnya pacarnya suka memukul, suka mabuk, tapi tetap bisa menerima padahal hati kecilnya tidak menyukainya. Tapi karena cinta (atau sebenarnya nafsu) terpaksa menerimanya.
Kelima, kalau memang ada kecocokan, biasanya jangka waktu ta'aruf ke khitbah (lamaran) dan ke akad nikah tidak terlalu lama. Ini bisa menghindarkan kita dari berbagai macam zina termasuk zina hati. Selain itu tidak ada perasaan "digantung" pada pihak perempuan. Karena semuanya sudah jelas tujuannya adalah untuk memenuhi sunah Rasulullah yaitu menikah.

Keenam, dalam ta'aruf tetap dijaga adab berhubungan antara laki-laki dan perempuan. Biasanya ada pihak ketiga yang memperkenalkan. Jadi kemungkinan berkhalwat (berdua-duaan) kecil yang artinya kita terhindar dari zina.

Nah ternyata ta'aruf banyak kelebihannya dibanding pacaran dan Insya Allah diridhoi Allah. Jadi, sahabat……..kita mau mencari kebahagian dunia akhirat dan menggapai ridhoNya atau mencari kesulitan, mencoba-coba melanggar dan mendapat murkaNya?



Sabtu, 05 Maret 2011

CATATAN HARI INI

Oleh : Sopyan De lubis 
suatu peribahasa mengatakan "you can't change wind direction but you can change your wing direction" yang berarti kita tidak bisa mengubah arah mata angin tapi kita bisa merubah arah sayap kita. suatu ungkapan yang seandainya kita cermati dengan bijak akan memberikan banyak sekali pelajaran yang berharga kepada kita. terkadang dalam menjalani  kehidupan ini kita mendapatkan banyak ujian dan cobaan ada orang yang bisa menghadapi ujian itu tapi ada pula orang yang tidak tahan dengan ujian itu. dia beranggapan bahwa kehidupan ini tidak adil baginya kemudian ia menyalahka takdir dan bahkan ada yang sampai tidak betah dengan kehidupanya. sebenarnya apa yang mengebabkan ada orang yang seperti itu?
dapat di katakan bahwa mereka adalah orang orang yang berputus asa dan jauh dari rahmat Allah. serta jauh dari Allah. seandainya mereka dekat dengan Allah Yang Maha Pengasih Maka, tentulah ketenangan akan ada bersama dirinya. salah seorang Ulama mengungkapkan bahwa aka ada suatu masa dimana ada banyak gelombang ujian cobaan dan fitnahan pada umat manusia dan tidak ada apapun yang bisa di lakukan manusia untuk menyelamatkan dirinya dari cobaan itu kecuali do'a sebagaimana ia berdoa ketika Ia sedang tenggelam di tengah lautan. jadi intinya kedekatan dengan tuhannya akan memberikan suatu kekuatan semangat pada dirinya dan juga ketenangan. dia tidak aka merasa kehilangan sesuatu karena ia yakin Dia tidak memiliki Apa-apa Selian Allah Di hatinya. ketika ia mendapat musibah dia tidak menganggap itu sebuah musibah tapi itu adalah suatu anugerah dari Allah karena ia yakin ketika Musibah itu di bebankan kepadanya berarti secara tidak langsung Allah telah memilihnya untuk menjadi menjadi hambanya yang shaleh. jadi, intinya adalah kedekatan dengan Rabbnya. Aidh Al Qarni dalam Bukunya Syiyatul Qulb Mngungkapkan sebuah Hadits Rasululloh SAW "Kenalilah Allah Saat Anda Senang Niscaya Allah Akan mengenali Anda Saat Anda susah"
satu hal lagi yang perlu di perhatikan adalah Kita seharusnya Introspeksi diri denga segala kejadian yang terjadi kita ambil pelajaran dari berbagai musibah yang terjadi pada kita. barang kali segala musiba yang kita hadapi saat ini adalah balasan atas kelakuan kita selama ini atau bisa jadi musibah atau ujian yang datang adalah sebagai teguran bagi kita karena kita selama ini lupa kapada Allah... atau bisa jadi kegagalan, dan masalah yang terjadi pada Kita Akibat kita tidak Berusaha memperbaiki diri.
ada Beberapa Dari sisi kehidupan Kita Yang perlu di perbaiki di antaranya
  1. Ubahlah paradigma berfikir 
  2. lakukan perubahan Visi
  3. lakukan Juga Perubahan Aksi
  4. kembali pada Sang Kholik
  5. selalu berada Bersama Orang-orang soleh dan Sukses
jadi lakukan itu demi sebuah perubahan  jangan merasa perubahan itu suatu hal yang mustahil ingatlah Firman Allah SWT bahwa Setelah sesulitan Akan ada kemudahan
Wallahu a'lam......

Jumat, 28 Januari 2011

TENTANG DAKWAH

Teringat kembali aku akan nasehat Syaikhut Tarbiyah, Ust. Rahmat Abdullah, tentang
dakwah…

Memang seperti itu dakwah.
Dakwah adalah cinta.
Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu.
Sampai pikiranmu.
Sampai perhatianmu.
Berjalan, duduk, dan tidurmu.

Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yg kau cintai.

Lagi-lagi memang seperti itu. Dakwah. Menyedot saripati energimu. Sampai tulang belulangmu. Sampai daging terakhir yg menempel di tubuh rentamu. Tubuh yg luluh lantak diseret-seret. .. Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari.

Seperti itu pula kejadiannya pada rambut Rasulullah. Beliau memang akan tua juga. Tapi kepalanya beruban karena beban berat dari ayat yg diturunkan Allah.

Sebagaimana tubuh mulia Umar bin Abdul Aziz. Dia memimpin hanya sebentar. Tapi kaum muslimin sudah dibuat bingung. Tidak ada lagi orang miskin yg bisa diberi sedekah. Tubuh mulia itu terkoyak-koyak. Sulit membayangkan sekeras apa sang Khalifah bekerja. Tubuh yang segar bugar itu sampai rontok. Hanya dalam 2 tahun ia sakit parah kemudian meninggal. Toh memang itu yang diharapkannya; mati sebagai jiwa yang tenang.

Dan di etalase akhirat kelak, mungkin tubuh Umar bin Khathab juga terlihat tercabik-cabik. Kepalanya sampai botak. Umar yang perkasa pun akhirnya membawa tongkat ke mana-mana. Kurang heroik? Akhirnya diperjelas dengan salah satu luka paling legendaris sepanjang sejarah; luka ditikamnya seorang Khalifah yang sholih, yang sedang bermesra-mesraan dengan Tuhannya saat sholat.

Dakwah bukannya tidak melelahkan. Bukannya tidak membosankan. Dakwah bukannya tidak menyakitkan. Bahkan juga para pejuang risalah bukannya sepi dari godaan kefuturan.

Tidak… Justru kelelahan. Justru rasa sakit itu selalu bersama mereka sepanjang hidupnya. Setiap hari. Satu kisah heroik, akan segera mereka sambung lagi dengan amalan yang jauh lebih “tragis”.

Justru karena rasa sakit itu selalu mereka rasakan, selalu menemani… justru karena rasa sakit itu selalu mengintai ke mana pun mereka pergi… akhirnya menjadi adaptasi. Kalau iman dan godaan rasa lelah selalu bertempur, pada akhirnya salah satunya harus mengalah. Dan rasa lelah itu sendiri yang akhirnya lelah untuk mencekik iman. Lalu terus berkobar dalam dada.

Begitu pula rasa sakit. Hingga luka tak kau rasa lagi sebagai luka. Hingga “hasrat untuk mengeluh” tidak lagi terlalu menggoda dibandingkan jihad yang begitu cantik.

Begitupun Umar. Saat Rasulullah wafat, ia histeris. Saat Abu Bakar wafat, ia tidak lagi mengamuk. Bukannya tidak cinta pada abu Bakar. Tapi saking seringnya “ditinggalkan” , hal itu sudah menjadi kewajaran. Dan menjadi semacam tonik bagi iman..

Karena itu kamu tahu. Pejuang yg heboh ria memamer-mamerkan amalnya adalah anak kemarin sore. Yg takjub pada rasa sakit dan pengorbanannya juga begitu. Karena mereka jarang disakiti di jalan Allah. Karena tidak setiap saat mereka memproduksi karya-karya besar. Maka sekalinya hal itu mereka kerjakan, sekalinya hal itu mereka rasakan, mereka merasa menjadi orang besar. Dan mereka justru jadi lelucon dan target doa para mujahid sejati, “ya Allah, berilah dia petunjuk… sungguh Engkau Maha Pengasih lagi maha Penyayang…

“ Maka satu lagi seorang pejuang tubuhnya luluh lantak. Jasadnya dikoyak beban dakwah. Tapi iman di hatinya memancarkan cinta… Mengajak kita untuk terus berlari…

“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.
Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.
Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.
Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.
Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”
(alm. Ust Rahmat Abdullah)


Kalau iman dan syetan terus bertempur. Pada akhirnya salah satunya harus mengalah. : In memoriam Ust. Rahmat Abdullah La’allanaa fii barokatillah…. Ya Alloh, karuniakanlah kami panasnya iman yang mampu membakar ruh HAMASAH untuk terus bermujahadah dengan penuh kesabaran….aamiin.
sumber: islamedia.com

Kamis, 27 Januari 2011

UKHUWAH ITU INDAH

oleh : sofyan De lubis
suatu pertanyaan yang selalu mengelimuti hatiku adalah mengapa Allah menciptakan sela-sela kosong diantara jari jemari kita. aku berusaha mencari jawabanya. aku mulai mendapat petunjuk ketika aku mendapati sebuah ayat Al Qur'an yang berarti "Yaa Rabb,, tidak lah engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia" Allah menciptakan sesuatu pasti ada manfaat nta untuk kita... termasuk sela kosong di antara jari ini. Allah menciptakan sela kosong ini dengan alasan supaya ada yang mengisinya. manum menjadi pertanyaan lagi siapa yang akan mengisi kekosongan ini.

jawabanya Aku temukan lagi dalam Al Qur'an "Sesungguhnya oreang-orang mu'min itu bersaudara"  itulah jawabannya bahwa sesama kita itu bersaudara. saudara kita inilah yang nantinya akan mengisi kekosongan di sela jari kemari kita. mereka adalah sahabat kita yang menjadi penuntun kita pada cahaya, senang jika kita berada di jalan yang benar manun merasa sedih jika kita terjerumus kedalam lembah kenistaan. mereka adalah saudara yang sebagai mana tercacat dalam Al qur'an "saling menasehati kepada kebenaran dan kesabaran" mereka juga sadar akan nikmatnya ukhuwah. mereka sadar bahwa ukhuwah tak mengenal kesudahan, mengiringi dalam hidup sebagai penyeju, menyapa dalam kesendirian yang melelahkan. persaudaraan dengan mereka adalah persaudaraan yang kekal. tak mengenal kejenuhan. dan selalu punya sesuatu untuk di bagi, meski hanya sebait doa dan seikat nashihat.

saudara terbaik adalah harapan di tengah keputus asaan. sungguh indah jika kita bisa saling berbagi saling menyayangi, saling menguatkan. namun untuk sekarang ini, kita di hadapkan pada situasi di mana ada faham yang saling mengklaim faham mereka benar mengedepankan ego dan mengesampingkan ukhuwah. padahal alangkah indah jika seandainya ukhuwah bisa di satukan dan di kedepankan. kita tidak menganggap perbedaan sebagai sesuatu yang buruk tapi kita anggap perbedaan ini adalah sesuatu yang indah jika kita bisa memanage nya. mari kita analogikan dengan sebuah bangunan, coba kita fikir apa yang membuat bangunan itu menjadi kokoh dan kuat,...... ??? yups, jawabanya adalah bahwa bangunan itu di bentuk dari sebuah perbedaan  coba kita tafakkuri, dalam sebuah bangunan ada unsur semen,pasir, dan lainnya.. ketiga unsur itu tidak saling menonjolkan diri dan tidak saling menyombongkan  diri, ketiganya tidak pernah merasa diri hebat walaupun besi yang menguatkan tapi besi tetap di dalam sebagai penguat, coba bayang kan jika besi tiba -tiba ingin berada di luar. otomatis bangunan nya tidak akan kuat lagi,,, itulah analogi dari ukhuwah. kemudian ada analogi lain yaitu sebuah pelangi... apa yang membuat pelangi itu indah?? apakah karena warna merah, kuning, hijau atau warna yang lainya? tidak demikian,,, semua warna dalam pelangi berperan untuk memberikan keindahan... itulah ukhuwah indajh jika saling menguatkan dan saling mekengkapi.

itulah sesuatu yang terlupakan dari kita saat ini ... yuk kita tanamkan kembali semangat ukhuwah islamiyah yang dulu  di bangun oleh baginda Rasululloh SAW dan para sahabat. kita lahir kan kembali semangat persaudaraan kita tau bahwa kita itu ibarat satu tubuh yang bila salah satu bagian sakit maka bagian yang lain ikut merasakan sakit..... Ya Rabb,,, kuatkan lah tali ukhuwah ini satukan hati kami dalam Cahaya Mu, tetapkan langkah kami dalam menolong AgamaMu  Bimbing kami Untuk Senantiasa memberi yang terbaik UntukMu......... Aamin!